Rabu, 26 Oktober 2016

resensi cerpen malaikat juga tahu By: sandra puspita



RESENSI CERPEN MALAIKAT JUGA TAHU Karya: Dewi Lestari.

Sinopsis isi cerpen:
            “ Tapi.... Bunda bukan malaikat yang bisa baca pikiran orang. Bunda tidak bisa bilang siapa yang lebih sayang sama saya. Tidak akan ada yang pernah tahu.”
            Itulah salah satu petikan kalimat dalam cerpen berjudul Malaikat Juga Tahu dari buku kumpulan cerpen Rectoverso karya Dewi Lestari yang diterbitkan oleh Good Faith. Ibu dari dua orang anak ini lahir di Bandung pada tanggal 20 Januari 1976. Dewi Lestari yang memiliki nama pena Dee ini awalnya dikenal sebagai anggota triovokal Rida Sita Dewi. Kemudian setelah menerbitkan novel pertamanya di tahun 2001, Dee dikenal juga sebagai penulis. Dee sendiri dalam tiap cerita di novelnya yang berjudul Rectoverso ini tidak mencantumkan nama pada setiap karakter yang ia paparkan dalam setiap cerita, dee hanya menggunakan kata ganti orang pertama, kedua, dan ketiga.
            Cerpen yang bertemakan cinta dan kasih sayang ini mengajarkan manusia untuk belajar banyak dari peristiwa yang pahit dalam hidupnya, bukan dari yang manis-manis. Pada dasarnya cerpen ini mengandung unsur sosial, yakni terpancar pada karakter utamanya yaitu penyandang cacat mental (autis). Tergambar bahwa cinta tidak selalu dilukiskan oleh kata-kata manis, hatilah yang selalu menjadi penopang akan suatu rasa, entah sampai kapan perasaan itu terbalas. Faktor dari cerita ini dapat meningkatkan kepekaan para pembaca terhadap karya sastra, sehingga mereka tidak hanya menikmati bacaan saja akan tetapi mampu mencerna pemikiran-pemikiran dan maksud sesungguhnya yang disampaikan penulis sebagai bahan pembelajaran moral.
            Cerpen ini mengisahkan tentang kedekatan seorang penyandang autis yang dipanggil “Abang” dengan seorang gadis cantik yang kost dirumah ibunya yang biasa disebut bunda. Gadis tersebut dan abang sangatlah akrab, dalam kesehariannya gadis itu selalu bebas bercerita tentang masalah percintaannya yang banyak dan selalu gagal. Orang-orang disekeliling mereka sampai terheran-heran dengannya, Topik seperti apa yang ia bicarakan dengan penyandang autis seperti abang, gaya bicaranya saja tidak rasional dan cara ia menatap orang pun tidak bisa bertahan hingga lima detik. tetapi bagi gadis tersebut, abang mempunyai ciri khas tersendiri dalam merespon sesuatu dari lawan bicaranya. Rutinitas aneh yang dilakukan abang yaitu mencuci pakaian yang tiap harinya harus sesuai dengan warna yang ia tentukan, ia juga memiliki koleksi sabun dengan merek yang sama sebanyak 100 batang, tiap harinya ia selalu menghitung ke-100 sabunnya itu.
            “Mengubah rutinitas itu sama saja dengan menawar bumi agar berhenti mengedari matahari.”
            Bukannya tidak mungkin berkomunikasi wajar dengan Abang, hanya saja perlu kesabaran tingkat tinggi yang berbanding terbalik dengan ekspektasi. Dalam tubuh pria 38 tahun itu bersemayam mental anak 4 tahun, demikian menurut para ahli jiwa yang didatangi bunda. Sekalipun Abang pandai menghafal dan bermain angka, ia tidak bisa mengobrolkan makna. Dia hafal tahun, hari, jam bahkan menit dari banyak peristiwa. Dia menangkap nada dan memainkannya persis sama diatas piano, bahkan lebih sempurna. Namun dia tidak memahami mengapa orang-orang harus pergi bekerja dan mengapa mereka bercita-cita.
Kelebihan:
            Alur yang terpancarkan dalam cerpen ini sangatlah rapi, dimana seorang anak penyandang autis mengalami kisah unik dikehidupannya, dimana ia merasakan senang saat jatuh cinta, sedih, dan juga sekali-kali memberontak jika tidak ada gadis yang ia cintai disisinya. Cerpen ini juga mengusuk arti dari seorang ibu, tergambarkan dari kalimat yang dikatakan seorang ibu bahwa “Perempuan muda itu benar. Dirinya bukan malaikat yang tahu siapa lebih mencintai siapa dan untuk berapa lama. Tidak penting. Ia sudah tahu. Cintanya adalah paket air mata, keringat, dan dedikasi untuk merangkai jutaan hal kecil agar dunia ini menjadi tempat yang indah dan masuk akal bagi seseorang. Bukan baginya. Cintanya tak punya cukup waktu untuk dirinya sendiri.”
            Melukiskan bahwa cinta seorang ibu ke abang yang memiliki banyak kekurangan itu tidak ada taranya dibanding apapun, entah dari si gadis itu atau pun oleh seorang adiknya yang telah sukses sekarang. Kalimat-kalimat bernilai tinggi ini menandakan bahwa cinta ibu tak kenal batas, walaupun ibu itu telah mengalami berbagai pahitnya kehidupan, anak pertamanya telah meninggal dan ditinggal suami, akan tetapi kasih sayang seorang ibu ini untuk anaknya sangatlah besar, untuk seorang anak penyandang autis yang sangat mencintai seorang gadis yang telah dimiliki oleh adiknya sendiri.
            Pengisahan kisah ini sangat absurd oleh keseharian si abang dan artikulasinya dengan sang bunda, dengan cara bagaimana bunda merawatnya, membuatnya tenang, dan menjadi bagian penting dalam kehidupannya. Kelemahan dari cerpen ini yaitu sang penulis tidak mencantumkan nama dalam tiap karakter disetiap paragrafnya, akan tetapi nilai kehidupan, nilai emansipasi, dan nilai moral yang ada sangatlah kuat dan erat kaitannya. Setiap pembaca seperti dihanyutkan dalam delegasi tiap paragraf dan kutipan-kutipannya yang mempunyai tingkatan emosi tinggi. Penggambaran pada setiap karakter juga tersimpulkan dengan rapi dan jelas.
            Jika dibandingkan dengan cerpen karya Dewi Lestari sebelumnya, cerpen ini sangatlah konkrit dengan nilai bahasa yang lebih mudah dipahami oleh semua kalangan. Pembaca juga pastinya dapat terinspirasi oleh alur majunya yang elegan dengan kisah kehidupan di tiap paragrafnya.
            Cerpen ini juga memiliki lagu yang diciptakan oleh sang penulisnya dengan judul yang sama, isi lagunya pun sangat konkrit dengan cerita yang ada di dalam cerpen tersebut. Selain itu, cerpen karya sastra dewi lestari ini juga telah diangkat dalam satu paket film yang berjudul Rectoverso.
Kekurangan:
            Cerita ini tidak kontras dengan tema cinta yang absurd pada satu tujuan saja, akan tetapi menggambarkan perubahan-perubahan mental psikis karakternya. Bahwa kemananya cinta pergi, walaupun setiap insan di dunia ini merasakannya, cinta tidak selalu berakhir pada akhir yang sempurna, setiap orang juga memiliki perihal lain atas tujuan hidupnya sendiri.
Pesan/kesimpulan:
            Pesan ideologis dari cerpen ini yaitu dapat meningkatkan kepekaan setiap orang terhadap hak asasi manusia dan keadilan. Dengan adanya cerpen karya dewi lestari ini, diharapkan muncul perubahan paradigma berfikir dan cara pandang pembaca mengenai penyandang cacat mental, namun kesamaan hak dan keadilanlah yang menjadi landasannya.

Resensi novel Bumi karya "Tere Liye". By: Firda Sandra Puspita.



Resensi Novel Bumi Karya: Tere Liye

Novel: Bumi
Pengarang: Tere Liye
Penerbit: PT Gramedia Pustaka
Cetakan: kedua 2014
Halaman: 438, Tebal: 20 Cm
Harga: Rp.88.000
ISBN: 978-602-03-3295-6









Sinopsis Novel:
Namaku Raib, usiaku 15 tahun, kelas sepuluh. Aku anak perempuan seperti kalian, adik-adik kalian, tetangga kalian. Aku punya dua kucing, namanya si Putih dan si Hitam. Mama dan papaku menyenangkan. Guru-guru di sekolahku seru. Teman-temanku baik dan kompak.
Aku sama seperti remaja kebanyakan, kecuali satu hal. Sesuatu yang kusimpan sendiri sejak kecil. Sesuatu yang menakjubkan.
Namaku Raib. Dan aku bisa menghilang.

Resensi Novel:
Novel Bumi karya Tere Liye ini mengisahkan anak perempuan yang berumr 15 tahun bernama Raib. Sejak kecil dia mempunyai kelebihan yang dirahasiakan dari kebanyakan orang yaitu bisa menghilang. Ayah dan ibunya bahkan tidak tahu tentang kelebihan anaknya itu. Orang yang pertama kali mengerti adalah temannya yaitu Ali.
Kelebihan:
Awalnya memang tidak begitu terlihat bahwa novel ini akan bergenre sama dengan novel Harry Potter atau novel yang menceritakan tenteang dunia sihir. Novel ini ternyata banyak sekali mengandung unsur fantasi. Raib awalnya tidak mengerti mengapa dia bisa menghilang. Akhirnya Raib bertemu dengan Tamus. Tamus adalah orang dari dunia lain yang mengirim kucing si Putih dan si Hitam ke rumah Raib. Si Hitam ternyata adalah suruhan Tamus yang disuruh untuk mengawasi Raib. Si Hitam tidak bisa dilihat oleh mata manusia karena dia berasal dari dunia lain.
Petualangan dimulai ketika Raib, Seli, dan Ali masuk ke ruang aula sekolah. Mereka bertemu dengan Tamus dan anak buahnya di sana. Mereka datang melalui lubang yang menghubungkan antara bumi dengan dunia lain. Tamus adalah sosok jahat yang ingin menguasai empat lapisan dunia yang berbeda. Pada saat bertarung dengan Tamus, Raib dan kawan-kawan berhasil lolos karena dibantu oleh Miss Selena (guru Raib). Miss Selena pun menghadapi Tamus sendirian.  Akhirnya Raib dan kawan-kawan terpaksa harus mencari keberadaan Tamus untuk menyelamatkan Miss Selena.
Pada pertengahan cerita dijelaskan bahwa di bumi ini mempunyai empat dunia berbeda. Dunia Bumi, Bulan, Matahari, dan Bintang. Mereka hidup secara bersamaan di tempat yang sama, namun tidak bersetuhan sama sekali. Raib dan kawan-kawan akhirnya mencari jawaban atas diri mereka dengan berpetualang di dunia Bulan.
Novel ini menarik untuk dibaca ketika dilihat dari synopsis yang berada di punggung Novel. Kalimat yang menarik yang akhirnya banyak mendatangkan pembeli adalah, “Namaku Raib dan aku bisa menghilang.” Kata-kata itulah yang menarik pembaca untuk membeli novel tersebut. Banyak pesan-pesan yang ingin di sampaikan oleh Tere Liye lewat karyanya. Tere Liye memang dikenal tidak ingin mempublikasikan identitas dirinya, namun sisi positifnya adalah tulisannya sangat produktif.

Kekurangan:
Dilihat dari novel ‘Bumi’ ini, Tere Liye pun terkesan menutupi tempat kejadian dimana Raib dan kawan-kawan tinggal. Dia lebih menggantinya dengan kata-kata pengalihan seperti misalnya “Raib pun menyebutkan nama sekolahnya”. Salah satu alasannya mungkin pengarang ingin menciptakan imajinasi yang liar tanpa harus terpatok dari suatu wilayah. Jika pengarang mematokan wilayah tertentu misalnya Jakarta pasti pemikiran liar pembaca akan cenderung sempit. Pembaca akan langsung membayangkan kota Jakarta yang macet, padat, dan penuh dengan gedung-gedung bertingkat. Hal itu menyebabkan sulitnya untuk memunculkan unsur logis dalam suatu cerita ketika seorang dari Jakarta masuk ke dunia lain. Pembaca justru mungkin akan terasa heran atau bertanya-tanya.
Dalam karya ini, pengarang lebih mengganti tempat dengan penggambaran yang indah. Kata-kata yang digunakan tepat dan sangat mudah dibaca sehingga pembaca tidak akan lelah membaca novel setebal 438 halaman itu. Sama seperti novel petualangan lain yang menyisakan adegan terpotong di setiap episodenya, Tere Liye pun menggunakan trik itu. Pembaca seakan dibuat penasaran akan episode selanjutnya. Yang menarik disini, setiap episode dibuat pendek yaitu berkisar antara 4-6 halaman saja. Itu membuat pembaca akan semakin penasaran untuk membaca episode selanjutnya. Terlebih lagi dibagian akhir cerita diselipi kata-kata yang terpotong. Memang novel Bumi ini adalah seri pertamanya. Seri keduanya adalah novel Bulan. Jadi, pembaca akan semakin tertarik untuk menunggu seri berikutnya.

Pesan:
Pesan yang ingin disampaikan juga sangat banyak. Sebagai manusia harusnya sadar bahwa pada setiap diri manusia sebenarnya mempunyai kekuatan yang menakjubkan. Selain itu, persahabatan yang dijalin antara Raib dan kawan-kawan menunjukan solidaritas dan sikap saling menghargai antara manusia dengan karakter dan sifat yang berbeda.
Jika dikaitkan dengan masa sekarang ini, bumi memang sedang membenahi dirinya. Banyak bencana alam baik yang diakibatkan manusia atau pergerakan bumi itu sendiri. Manusia seharusnya lebih melestarikan bumi dengan sebaik-baiknya sehingga masa depan anak manusia lainnya akan lebih baik. Namun, bila manusia tetap egois dengan keinginannya tanpa memikirkan masa depan bumi akibatnya bukan Bumi saja yang “membenahi” diri, mungkin di atmosfer bumi sendiri akan membenahi diri. Yang terjadi adalah bencana alam yang akan semakin meningkat. 

Kamis, 29 September 2016

Teks Editorial.



Lebih dari 1.200 murid SMKN 1 Baureno lakukan pemilihan ketua osis.

Pernyataan pendapat:
                Dengan sangat antusias, lebih dari 1.200 murid di SmkN 1 Baureno lakukan pemilian ketua osis di halaman sekolah. 

Argumentasi:
                Layaknya sistem pemilu, lebih dari 1.200 murid di SmkN 1 Baureno, Bojonegoro ini lakukan pemilihan ketua osis di halaman sekolah. Pada hari jumat, 23 september 2016 seluruh siswa-siswi berkumpul dengan antusias yang cukup tinggi. Acarayg di laksanakan pada pukul 06.30 sampai 07.40WIB. Dalam acara ini para siswa-siswi di beri pengarahan oleh bapak Hanas Caturiyansyah sekalu pembina OSIS SmkN 1 Baureno, tentang bagaimana cara memilih dan aturan memilih kadidat ketua OSIS. Memilih kadidat ketua OSIS dengan masuk dalam TPS satu persatu dan mencontreng nomor urut kadidat yang telah tertera dalam kartu suara. Kemudian para siswa yang telah memilih dapat memasukan kartu dalam kotak suara yang selanjutnya akan dibacakan oleh kepanitiaan pengurus.

Kesimpulan:
                Dalam hal ini diharapkan demokra pemilu dapat diterapkan didalam organisasi dilingkungan masyarakat atau pun dilingkungan sekolah, agar menjadikan suatu kesepakatan yang mufakat.

video dapat dilihat di Link: https://youtu.be/YilkVHWGOrk